Jumat, 06 Desember 2013

KISI-KISI UAS KELAS VIII SEMSTER GANJIL 2013/2014

1. Ensiklopedia (membaca memindai)
2. Ide pokok wacana
3. Denah lokasi
4. Tokoh utama
5. Latar drama
6. Nilai kehidupan dalam drama (nilai sosial, nilai budaya, nilai moral, dan nilai keagamaan)
7. Tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis
8. Amanat dalam drama
9. Laporan
10. Sistematika surat dinas
11. Penulisan alamat surat yang tepat
12. Surat undangan dan surat pemberitahuan
13. Petunjuk

KISI-KISI UAS BAHASA INDONESIA KELAS IX SEMESTER GANJIL 2013/2014

1. Fakta dan opini dalam iklan
2. Amanat dalam cerpen
3. Konflik dan sudut pandang
4. Alur dan karakter tokoh
5. Nilai kehidupan (nilai moral, nilai budaya, nilai sosial, dan nilai keagamaan)
6. Latar cerpen
7. Iklan baris
8. Resensi
9. Menyunting kalimat
10. Syair

Minggu, 10 November 2013

NILAI BAHASA INDONESIA KELAS VIII_GANJIL 2013/2014_SINOPSIS

No.
Nama Siswa
Kelas
Judul Novel
Nilai
1.
Aulia Oktaviani
VIII A
Sahabat Baru Naira
90
2.
Fatah Mutiah
VIII A
Sahabat Baru Naira
90
3.
Putri Pasbira
VIII A
Sahabat Baru Naira
90
4.
Siti Annisa Syahri
VIII A
Sahabat Baru Naira
90
5.
Siti Nur Aini
VIII A
Sahabat Baru Naira
90
6.
Yosie Mita Tiara
VIII A
Sahabat Baru Naira
90
7.
Dwi Nova Ramadania
VIII B
Surat Kecil Untuk Tuhan
90
8.
Indika Nabila Fauza
VIII B
Surat Kecil Untuk Tuhan
90
9.
Silvi Rizkiyah
VIII B
Surat Kecil Untuk Tuhan
90
10.
Sri Pujawati
VIII B
Surat Kecil Untuk Tuhan
90
11.
Wida Maryamah
VIII B
Surat Kecil Untuk Tuhan
90
12.
Noval Yudra G.
VIII A
Not Just a Fairy Tale
92
13.
Aliyansyah
VIII A
Not Just a Fairy Tale
92
14.
M. Fadillah
VIII A
Not Just a Fairy Tale
92
15.
Rizal Safari
VIII A
Not Just a Fairy Tale
92
16.
Ruskadi
VIII A
Not Just a Fairy Tale
92
17.




Rabu, 13 Maret 2013

Kisi-Kisi UTS Bahasa Indonesia Kelas VIII


1.        Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.        Membaca ekstensif
3.        Dua hal yang dapat kita temukan dengan teknik membaca ekstensif
4.        Membaca intensif
5.        Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merangkum
6.        Unsur intrinsik
7.    Macam-macam alur
8.       Hal-hal yang perlu disampaikan dalam membuka suatu acara
9.    Fungsi slogan/poster
10.    sinonim dan antonim
11.  Ungkapan

Jumat, 01 Juni 2012

Derit Hati: Kepada Ibu di Seberang Pulau

Kepada Ibu di seberang pulau.

Sekalipun aku tak pernah bermukim dalam rahimmu, tetapi kenangan tentangmu telah terpatri dalam sanubari.


Sehitam apapun lakumu, kau tetaplah Ibu bagi seseorang yang kelak menjadi imamku.


Adalah kau, sosok yang tetaplah mulia, tak mungkin terganti.


Sudahlah, Bu. Sesal hanya akan menyesakkan.


Mungkin inilah suratan dari-Nya.


Semoga terang tetap setia menemani jalanmu, Ibu.


Ibu,,, semoga Dia menakdirkan kita untuk dapat bersua kembali.

Senin, 02 Januari 2012

Tugas Kewirausahaan_ETIKA BISNIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Meningkatkan persaingan antara kelompok bisnis menjadikan masing-masing pelaku bisnis meningkatkan daya saingnya  melalui peningkatan keunggulan bersaing agar tetap bertahan dan meningkatkan kinerja perusahaan  secara keseluruhan. Batasan-batasan sumber daya, baik sumber daya alam (SDA), modal, manusia, teknologi, dan keterampilan menuntut perusahaan untuk selalu beroperasi dalam batas-batas etika yang disepakati. Pengelola perusahaan yang dibatasi oleh ketersediaan sumber daya menuntut pelaku perusahaan dapat membangun etika dalam berbisnis. Perubahan-perubahan besar dalam praktik pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan perhatian terhadap etika bisnis  semakin penting.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami kemukakan di atas, maka masalah dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
2.    Bagaimana pandangan Ahli mengenai etika bisnis ini?
3.    Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi adanya etika bisnis?
4.    Apa saja prinsip-prinsip etika bisnis?
5.    Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam etika bisnis?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana etika-etika dalam berbisnis yang baik dan sesuai dengan konteks kewirausahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Etika Bisnis
1.  Definisi Etika Bisnis
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat atu kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika memiliki arti sebagai nilai yang berkaitan dengan akhlak; asas perilaku yang menjadi pedoman. . Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang kepada orang lain atau dari satu organisasi satu kepada organisasi lain. Etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku. Tingkah laku itu perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yg berlaku di masyarakat. Sedangkan bisnis menurut adalah suatu usaha dagang; bidang usaha; usaha komersial di dunia perdagangan. Dengan demikian, secara harfiah etika bisnis merupakan suatu kegiatan usaha yang dilakukan dengan memperhatikan etika atau norma yang berlaku di masyarakat.
Etika bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan konsumen serta etika yang harus dipraktikkan dalam bisnis. Etika bisnis (business ethic) hadir sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal baik secara ekonomi, sosial, dan peneterapan norma serta moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

2.    Empat Pandangan Ahli Mengenai Etika
Menurut Robbins (2007: 133) empat sudut pandang mengenai etika bisnis, mencakup pandangan utilitarian, pandangan hak, pandangan teori keadilan, dan teori kontrak sosial terpadu.
a.  Etika utilitarian (utilitarian view of ethics) menyatakan bahwa keputusan-keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu. Dalam membuat keputuasan teori ini melihat pada bagaimana cara memberikan manfaat terbesar bagi jumlah terbesar.
b.  Pandangan etika hak (right view of ethics), yang peduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu, seperti hak terhadap kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara, dan proses semestinya.
c.   Etika teori keadilan (theory of justice view of ethics), berdasarkan pendekatan ini pemilik bisnis harus menerapkan dan memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum.
d.  Sudut pandang etika yang terakhir, etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracs theory), mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma etika di industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah menurut undang-undang hal yang dilakukan oleh perusahaan benar atau salah. Pandangan itu didasarkan pada penggabungan dua kontrak, yakni: kontrak soial umum yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan mendefinisikan peraturan dasar yang bisa diterima dan kontrak yang lebih khusus di antara para anggota perusahaan yang terlibat.

3.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika
Menurut Bovee (dalam Alma, 2010:241-242) banyak faktor yang mempengaruhi prilaku etika. Namun, pada dasarnya terdapat tiga faktor utama, yaitu:
a.  Cultural difference, sebagaimana diketahui bahwa setiap daerah memiliki kebiasaan sendiri-sendiri, lain Negara lain pula kebiasaannya. Penyogokan, komisi, titipan, amplop, upeti dan sebagainya tetntu dipahami dalam bentuk yang berbeda disetiap daerah.
b.  Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil keputusan berusaha tidak terlibat dalam masalah etika ini. Demikian pula, jika Anda sudah mengetahui bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati Anda.
c.   Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis adalah iklim yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika dan memberi pelatihan kepada karyawannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak yang menerapkan kode etik ini.

4.  Prinsip-prinsip Dalam Etika Bisnis
Menurut Keraf dan Muslich prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
a.   Prinsip otonom, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b.  Prinsip kejujuran, sebuah bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, jujur dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c. Prinsip tidak berniat jahat, prinsip ini berkaitan dengan prinsip kejujuran. Apabila kejujuran dapat diterapkan, maka keinginan perusahaan untuk bertindak jahat dapat diredam. Tindakan jahat tentu tidak akan membantu perusahaan dlam membangun kepercayaan masyarakat.
d.  Prinsip keadilan, menuntut agar setiap orang diperlakukan sama sesuai dengan aturan.
e. Prinsip saling menguntungkan, menuntut sebuah bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua pihak.
f.  Prinsip integritas moral, menuntut agar dalam menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan maupun perusahaannya.
g.  Prinsip hormat pada diri sendiri, prinsip ini memandang perlunya meningkatkan citra perusahaan. Menjaga citra merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut, sehingga prinsip-prinsip lainnya dengan sendirinya akan terbangun murah.

5.  Hal-Hal yang Perlu diperhatikan dalam Etika Bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a.  Pengendalian diri;
b.  Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan info dan teknologi;
d.  Menciptakan persaingan yang sehat;
e.  Menerapkan konsep-konsep pengembangan yang berkelanjutan;
f.    Menghindari sifat KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme);
g.  Harus mampu menyatakan hal benar itu adalah benar;
h. Membentuk sikap saling percaya antar golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah;
i.    Konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama.

B. Permasalahan Etika Bisnis di Indonesia
Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyataan atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas. Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktik etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen.
Praktik penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktik etika bisnis yakni mengkodifikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis atau budaya perusahaan ke dalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis. Perilaku perusahaan beserta perangkat internalnya dalam interaksi dengan lingkungan sekitar akan menentukan kulitas keberadaan perusahaan. Sama halnya dengan interaksi manusia dalam masyarakat, di mana eksistensi dan kualitas hidup manusia ditentutan berdasarkan pada referensi nilai dan norma moral. Secara sederhana, masalah etika bisnis muncul bila terjadi konflik tanggung jawab, atau konflik loyalitas.
Sudah terlalu banyak kasus pelanggaran etika bisnis yang terjadi di negeri ini, dari pelaku bisnis terkecil seperti tukang gorengan keliling yang memakai plastik dalam pembuatan gorengan agar lebih renyah hingga pelaku bisnis besar seperti perusahaan operator seluler yang dalam iklannya mengandung unsur kebohongan. Kini saatnya pemerintah Indonesia bertindak tegas dalam urusan etika bisnis, tidak hanya itu masyarakat selaku konsumen seharusnya lebih bisa menjadi “konsumen cerdas” dalam memilih produk yang dijual. Di samping itu, perusahaan atau produsen juga harus memperhatikan hak-hak konsumen, seperti hak akan keselamatan, hak untuk mendapatkan informasi, hak untuk memilih, hak untuk didengar (diberi ganti rugi), hak untuk menikmati lingkungan yang bersih, dan sebagainya.
Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing. Para pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya di masyarakat. Harus ada etika dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat, apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari proses produksi yang dilakukan. Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting demi suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai good will bagi sebuah perusahaan. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya sebuah etika bisnis ini, diharapkan terjalinnya hubungan yang baik bagi para pelaku bisnis agar semua pihak merasa aman.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami kemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Etika bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan konsumen serta etika yang harus dipraktikkan dalam bisnis.
2.    Ada empat sudut pandang mengenai etika bisnis, yaitu: pandangan utilitarian, pandangan hak, pandangan teori keadilan, dan teori kontrak sosial terpadu.
3.  Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prilaku etika. Namun, pada dasarnya terdapat tiga faktor utama, yaitu: Cultural difference, Knowledge, dan Organizational behavior.
4.    Prinsip-prinsip etika bisnis meliputi: prinsip otonom, prinsip kejujuran, prinsip tidak berniat jahat, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, prinsip integritas moral, dan prinsip hormat pada diri sendiri
5. Dalam menciptakan etika bisnis, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain: pengendalian diri; pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan; mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan info dan teknologi; menciptakan persaingan yang sehat; menerapkan konsep-konsep pengembangan yang berkelanjutan; menghindari sifat KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme); harus mampu menyatakan hal benar itu adalah benar; membentuk sikap saling percaya antar golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah; konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama.

B. Saran

     Setelah kita ketahui pentingnya sebuah etika diterapkan dalam kegiatan bisnis, maka hendaknya para pelaku bisnis mampu menerapkan etika bisnis tersebut dengan baik. Tidak hanya itu, masyarakat selaku konsumen hendaknya lebih mampu menjadi “konsumen cerdas” dalam memilih produk yang dijual. Dengan ini diharapkan akan timbul kesadaran terhadap para pelaku bisnis agar semua pihak merasa aman. 
DAFTAR PUSTAKA 
Agung, A.M. Lilik. 2002. Menumbuhkan Bsnis yang Beradab. Jakarta: Grasindo.
Alma, Buchari. Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: Alfabeta.
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Harjanto, Amirullah Imam. 2005. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Rindjin, Ketut. 2004. Etika Bisnis dan Implementasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Robbins, Stephen P. 2007. Manajemen. Jakarta: Indeks.